Hal-Hal yang Enaknya Sih Aku Tau Duluan Sebelum Pergi Umroh Kemarin, Tapi Yaudahlahya

(Post ini akan diperbaharui sesering mungkin, seingatnya aku.)

CUACA

  • Sebagai orang yang sangat sweat-prone, enaknya di Saudi pada bulan November adalah humidity-nya rendah, cuacanya panas tapi tidak terik, dan angin lumayan kering. Aku tidak banyak keringetan. Jadi, tidak banyak tisu yang kepakai untuk menyeka keringat.

BAJU DAN BAWAAN LAIN

  • Untuk umroh 9 hari, sudah benar bahwa bawa baju sesuai jumlah hari saja + 1 stel baju tidur + 1 stel baju santai dalam kamar. Tidak perlu bawa terlalu banyak kecuali misal untuk keperluan foto karena:
    1. Saat hari-hari ritual umroh di Mekkah, ihramnya mendingan pakai mukena yang sudah bertangan aja, dan ini bisa dipakai untuk 2-3 hari sekaligus, ngga usah ribet tiap hari beda pakaian ihram.
    2. Kalau niat cuci-kering-pakai, perlu diketahui bahwa nyuci yang kemudian digantung di kamar mandi belum tentu cepat kering. Laundry ada sih tapi di Mekkah cuma 3/4 hari, ngapain bayar laundry.
    3. Bisa beli baju di sana aja. Di sekitar pelataran Masjidil Haram maupun Masjidil Nabawi saat setelah subuh maupun saat maghrib selalu ada yang jualan baju mulai Rp50.000,-an yang (((WARNING))) beberapa adalah baju preloved dan harus teliti takutnya ada yang bolong atau rusak, tapi intinya di sana bisa beli baju.
  • Alas kaki sebenarnya cuma perlu 2 pasang, yaitu (1) sepatu jalan (aku bawa sepatu New Balance) untuk wisata, transit Mekkah-Madinah, dan pergi-pulang naik pesawat (2) sandal teplek yang tipis dan enteng dari karet aja untuk dipakai bersama kaos kaki untuk di hotel, naik-turun restoran, dan ke masjid. Aku kemarin bawa ekstra flat shoes tapi ngga kepake juga.
  • Portable handheld fan berguna banget karena kadang waktu lagi wisata atau duduk nunggu waktu sholat di dalam masjid, tetep bisa gerah di dalam mukena.
  • Water mist (botol kecil diisi air zam-zam buat semprot ke muka) atau minimal cadar itu perlu banget banget banget untuk melawan angin kering di muka dan hidung. Anginnya masuk ke hidung tuh beneran terasa tajam, bisa sampai bikin mimisan.
  • Bawa obat-obatan pribadi yang cukup, minimal plester kompres demam, obat sakit kepala, obat batuk, obat flu, obat penurun demam, obat mencret, obat sembelit, dan kalau ada gel kompres yang tinggal dimasukkin air trus ditaruh di freezer itu. Somebody will get sick in your hotel room, it’s either you or someone else. Jadi, obat itu bukan cuma buat diri sendiri tapi buat persiapan membantu orang lain.

IBADAH

  • Itu kumpulan doa-doa paten yang dibaca di saat-saat tertentu di dalam ritual umrah (do’a setiap putaran tawaf, ketika di sudut tertentu Ka’bah, ketika di bukit Safa, ketika di bukit Marwah, ketika di antara pilar hijau antara dua bukit itu, dll) yang dikasih travel agent atau nyari sendiri via internet atau yang memang khusus dipersiapkan sendiri, mendingan dibaca dan sebisa mungkin dihapal, atau ya opsi terakhir disimpan pakai buku kecil atau Notes di HP sebelum sampai sana. Karena kemarin sejujurnya ketika lagi jalanin tawaf atau sa’i, aku kayak udah terlalu larut dalam pusaran manusia dan ngga nyaman untuk baca HP/ buku kecil, jadi beberapa kali do’a yang sekenanya aja alias sholawat dan do’a sapu jagad.
  • Jangan diforsir. Umrah itu ibadah fisik. Tawaf itu paling nggak 1 jam jalan kaki berdesakan. Sa’i bisa lebih lama dari itu, ditambah sunnah-nya lari-lari kecil. Apalagi dengan banyaknya sentuhan langsung dengan banyak orang dari seluruh dunia yang jadi sumber virus dan bakteri baru buat tubuh. Jarang sekali orang tidak sakit ketika dan/atau sepulang umroh, minimal demam dan batuk. Again, jangan diforsir. Tidak harus tiap hari ke masjid karena mindset ‘mumpung di sini’. Jangan nyusahin diri sendiri dan teman serombongan.
  • Tawaf kalau sedang tidak mau capek, ambil jalan sedekat mungkin dengan Ka’bah. Perbedaan antara tawaf di sebelah Ka’bah vs ambil keliling terjauh di dekat gedung masjid adalah 1.4 km vs 4.1 km, which is a significant difference.
  • RAUDHAH: Untuk perempuan, masuk ke raudhah itu nunggu-nya beneran selama itu. Aku jam 07:00 pagi kumpul dengan pemimpin rombongan, jalan ke tempat antrian, ngantri, masuk Masjidil Nabawi, masuk Raudhah, baru keluar jam 11:30 WIB. Harus sudah makan dan minum yang cukup tapi jangan berlebihan. Kalau yang laki-laki memang bisa lebih cepat, hanya sekitar 2 jam.
  • RAUDHAH LAGI: Saat antri di luar yang dijaga askar perempuan yang bawa-bawa kertas untuk dipersilakan masuk barisan antrian berikutnya, jangan lepas pegangan bahu dengan teman di depan dan sebisa mungkin JANGAN JADI YANG PALING BELAKANG dari rombonganmu karena bisa aja di depan sudah ada orang lain yang menyelak antrian dan dihitung sebagai bagian dari rombonganmu. Askar perempuannya cuma hitung jumlah orang dan disesuaikan dengan jumlah orang di surat izin yang sudah diberikan, jadi kalau sudah diselak orang lain, yang baris paling belakang akan jadi ‘korban’ yang ngga bisa masuk ke raudhah.

UANG DAN BELANJA

  • Rupiah pecahan Rp50.000,- dan Rp100.000,- laku keras di sana. Jadi kalau ngga mau menukar uang di tanah air karena kurs-nya agak-agak, bawa aja rupiah yang banyak. Tapi hanya dua pecahan itu yang diterima.
  • Kartu debit Visa Paywave terbitan bank-bank digital (aku pakai Jago) bisa dipakai di sana. Enak kalau perlu transaksi di pharmacy dan supermarket kalau ngga mau memecah uang riyal.
  • Ada kebiasaan tidak tertulis untuk memberi tip ke staf housekeeping dan restoran tempat kita menginap. Boleh tiap hari, boleh ketika sudah mau check-out saja. Jadi bisa disiapkan khusus budget-nya sejak awal supaya sudah dihitung niat berbaginya sejak di tanah air.
  • Sebagai orang yang tidak pandai tawar-menawar, akutuh males belanja di kios atau toko kecil, jadi belanjanya ke supermarket. Kalau di Mekkah, supermarket yang enak itu Abraj Hypermarket, masuk Zamzam Tower dari pintu utama di pelataran Masjidil Haram, langsung naik ke lantai 4. Kalau di Madinah, Bin Dawood udah paling convenient, segedung dengan Intercontinental Hotel atau utaranya Omar bin Khattab gate. Segala rupa ada. Aku beli kurma dan cokelat pun akhirnya di 2 supermarket ini.

WISATA

  • JABAL RAHMAH SEBELAH BELAKANGNYA ITU ADA TANGGA!! NGGA USAH NAIK-NAIK BUKIT VIA BATU-BATU TERJAL!! DI BAGIAN BELAKANG ADA TANGGA BAGUS!!
  • Toko Indonesia yang sengaja dimampiri oleh tour guide-mu yang sebelahan sama bakso Mang Oedin itu harganya mahal walaupun mereka teriak murah! murah! Niatkan belanja di Mekkah dan Madinah aja atau di sela-sela wisata ke Masjid Quba, Masjid Abdullah bin Abbas, dll kalau mau beli buah tangan dan buah beneran (anggur, delima jumbo, dll).
  • Karena aku ikut tur dan mengikuti itinerary yang dibuat travel agent-ku, lebih padat dan capek di Mekkah daripada di Madinah, jadi siap-siap saja. Kemarin aku sudah benar bahwa dari Indonesia ke Mekkah dulu, jadi biarpun sudah mulai sakit dan capek, di Madinah memang sudah santai agendanya jadi bisa lumayan recovery sebelum pulang. Kalau ke Madinah dulu, hampir bisa dipastikan ketika pulang ke Indonesia itu lagi puncak-puncaknya sakit demam dan batuk karena baru saja kena di Mekkah.
  • KERETA CEPATNYA SUPER DINGIN! PAKAI JAKET! BAWA SYAL! Mereka kopi di cafetaria-nya juga cuma americano dan latte. GET READY AND GET WARM! YOU’RE GONNA BE THERE FOR 2.5 HOURS! BRING EXTRA SHAWL FOR THAT ELDERLY LADY THAT’S TRAVELING WITH YOU BECAUSE SHE’S SHIVERING LIKE CRAZY!

KULTUR

  • Mekkah itu kota yang paling menyenangkan untuk humbling you down about your mahzab, karena di sana benar-benar semua orang beribadah kepada Allah dengan pengetahuannya masing-masing yang mereka bawa dari rumah. Sholat subuh di sana itu tanpa qunut, tiap setelah sholat wajib ada sholat ghaib/ jenazah, adzan-nya dua kali, perempuan yang sholat pakai pakaian harian mereka dan tidak pakai kaos tangan/ kaos kaki/ penutup rambut tambahan, gerakan tertentu di sholat yang berbeda (e.g. takbiratul ihram dan jari telunjuk saat tahiyatul akhir), grup orang Indonesia yang baca bacaan sa’i-nya keras-keras sambil berjamaah instead of sendiri-sendiri, dan lain sebagainya. It’s part of the beauty of Mecca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *